Siapa yang tak mengenal UKM yang satu ini, LPM
Jurnal Kampus yang mulai meramaikan dunia pengorganisasian di lingkungan
Fakultas Ekonomi UNLAM. Jurnal Kampus atau yang sering disingkat dengan JK FE
Unlam ini merupakan wadah bagi mahasiswa Eknomi untuk menuangkan segala ide
kreatifnya baik dalam hal yang berbau jurnalistik ataupun hal lain. Sejatinya
JK baru mulai menghembuskan hawa kehidupan sejak 4 tahun terakhir. JK sukses
menyuguhkan buletin – buletin kampus yang up too date, pengkaderan yang berkualitas
serta sukses dipenyelenggaraan acara Nasional. Nama Jurnal Kampus pun sudah
tidak asing dikancah LPM Banjarmasin.
Namun bukan organisasi namanya kalau tak dihadapkan
pada badai kendala, segala macam masalah klasik menyapa. Dari yang paling
hangat seperti ketidaknyamanan segelintir pengurus dengan pergejolakan situasi
JK sekarang, masalah demi masalah diumbar, serentet keluh terurai. Haruskah
permasalahan kita diekspos?? Dulu seorang aktifis Himpunan berkata kepada saya,
ada baiknya permasalahan itu di selesaikan dan dimusyawarahkan, luapan
kekesalan jangan kau jadikan bumerang bagi Organisasimu. Kita itu satu, jagalah
nama baik organisasi kita dengan wibawamu. Jangan menjadi manusia yang membuka
aibnya sendiri. Begitulah prinsip organisasi sepatutnya di pegang.
Kehadiran, mungkin itu yang menjadi grand problem
yang diproblemkan. Kehadiran disetiap rapat – rapat yang menjadi pergunjingan
hangat saat ini, saya bisa menjadi kontra sekaligus pro dengan hal ini. Memang
sangat benar, kehadiran anggota di event – event JK mulai terlihat seperti
kapas, terlalu tipis dan mudah di tiup angin. Begitulah sifatnya, banyak
pengurus yang mulai melalaikan kewajibannya, saya pun termasuk. (Tapi itulah
yang terjadi, setiap acara rapat atau diskusi memang selalu terbentur dengan
kegiatan lain yang juga memang genting) Alasan klasik yang dianggap itu memang
terjadi. Lihatlah Kualitas dan Kuantitas seorang individu, kalau kita
membicarakan mengenai Kuantitas saya berani bertaruh hanyar beberapa orang saya
yang memang bagus secara kuantitas begitupun sebaliknya. Setiap orang mempunyai
urusannya masing – masing, dan saya sendiri disini mengakui JK bukanlah satu –
satunya urusan saya. Tapi saya dari awal sudah berkomitmen untuk menjadikan JK
seperti rumah, saya huni, saya rawat, dan saya jaga.
Jika JK menginginkan pengurus yang berkomitmen hanya
kepadanya, saya bersaran untuk membuat absensi berkala disetiap pertemuan yang
diadakan. Sejumlah berapa persen kehadiran yang bisa dipertahankan untuk
pengurus, begitulah kasarnya.
Interaksi juga penting dalam suatu organisasi,
interaksi vertikal dan horizontal belum 100 % terjalin di Jurnal Kampus, itulah
yang menurut pribadi saya yang juga menjadi faktor penghalang beberapa pengurus
mempunyai rasa memiliki terhadap JK. Rasa memiliki menyeluruh haruslah bisa
dipegang teguh pengurus baik itu dalam proker ataupun event besar JK. Dia yang
bertahan dia lah yang peduli, semua tergantung pribadi dan kesadaran setiap
individunya memang. Masalah interaksi ini sedikitnya berhubungan dengan fasilitas
kesekretariatan yang tidak memadai, tapi satuhal yang memang saya akui
kebenarannya bahwa berkumpul santai sambil mengakrabkan diri itu merupakan
interaksi ampuh menghilangkan kekikukan masalah.
Harapan terakhir, semoga semua anggota bisa
menmberikan pengabdian, tenaga dan pemikiran dengan segala ketulusan. Mari bersama
kita buat bendera JK hidup dan bangkit guna membangun pondasi JK yang kokoh di
Fakultas Ekonomi Unlam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar