Senin, 23 April 2012

AUDIENSI TAK GUNAKAN HAK PILIH


AUDIENSI TAK GUNAKAN HAK PILIH
Pemiluhan Umum merupakan bentuk  sistem demokrasi yang paling urgent bagi kehidupan politik yang demokratis sebagai perguliran dan perebutan kekuasaan yang dilakukan secara berkala untuk suati institusi tertentu. Pemilihan Umum bukan hanya untuk kalangan elite – elite politik di pemerintahan saja, namun untuk suatu lembaga tertentu yang berprinsip suara bersama mampu melakukannya. Begitu pula dengan institusi yang sifatnya sejajar dengan DPR di kalangan mahasiswa, BEM dan Himpunan Jurusan Fakultas Ekonomi UNLAM baru – baru saja telah berganti keotoritasan.
Pemilihan Umum Mahasiswa 2012 (14-15/3)  yang diselenggarakan oleh KPU, telah berhasil menetaskan ketua BEM dan Ketua Himpunan Mahasiswa masing - masing Jurusan untuk satu periode. Pemilihan Umum kali ini merupakan Pemilu Akbar yang diselenggarakan secara serentak untuk meregenerasikan pergantian kekuasaan dan sirkulai elite penguasa BEM dan Himpunan Mahasiswa baik itu dari Himpunan Mahasiswa Akuntasi, Himpunan Mahasiswa Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan, Himpunan Mahasiswa Jurusan Manajemen maupun Himpunan Mahasiswa Diploma Tiga.
Sebelumnya telah diadakan Debat Kandidat Antar Calon Ketua pada 13 Maret yang dihadiri oleh semua kandidat dan diikuti oleh hanya beberapa mahasiswa. Debat Kandidat ini dibagi menjadi 5 sesi, yang diawali sesi Debat Kandidat untuk Calon Ketua BEM. Berbeda dari sesi I, di Sesi ke II untuk Calon Ketua HMA, audiensi yang berperan aktif dalam keberlangsungan debat terlihat lebih banyak di banding sesi BEM. Namun, hal ini tidak seperti yang diharapkan, Mahasiswa yang berminat mengikuti jalannya debat bisa dihitung keminimannya, itupun hanya aktifis organisatoris. Padahal debat Open Hall ini terbuka untuk umum, baik itu mahasiswa maupun civitas akademika lainnya. Debat ini dimaksudkan bisa menjadi referensi bagi mahasiswa yang bertindak sebagai peserta aktif untuk memilih pemimpin yang bisa mewakili aspirasi mahasiswa. Tapi ternyata hal ini tidak dimanfaatkan oleh mahasiswa umumnya, mereka hanya melihat sekelibat dan kemudian  berlalu. Entah debat yang terkesan boring sehingga mereka tak berminat berpartisipasi, atau keseganan mahasiswa untuk setidaknya menonton.
Begitu juga saat pemilihan berlangsung, mahasiswa yang seharusnya menggunakan hak pilihnya ogah – ogahan barang sebentar untuk mencoblos. Sangat disayangkan, tercatat kurang dari separuh jumlah mahasiswa yang memilih. Sebagian pemilih pun mengaku tidak mengenal kandidat yang harus dipilih.
Kurangnya sosialisasi acara dari panitia juga merupakan hal yang fatal bagi keterkaitan audiensi maupun peserta di keberlangsungan acara. Seharusnya panitia bisa mempublikasikan ke kelas – kelas mengenai acara Pemilihan Umum Mahasiswa ini. Setidaknya sekedar memberitahukan waktu dan cara penyelenggaraan Pemilu, sehingga mahasiswa bisa merasa punya kewajiban untuk berperan aktif. Pemilu tahun ini terkesan no feel, tidak ada kampanye terbuka ataupun sms dukungan dari pihak kandidat. Namun, dibalik itu semua diharapkan pemimpin yang terpilih mampu membawa perubahan yang lebih baik untuk Fakultas Ekonomi, serta mampu membawa angin politik yang berkualitas untuk membangkitkan dan mengorganisasikan minat dan partisipasi mahasiswa dalam penyelenggaran pemerintahan di tingkat Fakultas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar