Sabtu, 11 Juni 2011

Laporan Reaksi Redoks SMA Negeri 7 Banjarmasin oleh Yeni Fitria XI IPA 4

BAB I
PENDAHULUAN
I.          Teori Dasar
            Reaksi kimia yang disertai perubahan bilangan oksidasi disebut reaksi redoks. Reaksi redoks terdiri atas setengah reaksi reduksi dan setengah reaksi oksidasi. Reduksi adalah penurunan bilangan oksidasi (biloks) atau penyerapan elektron, sedangkan oksidasi adalah kenaikan bilangan oksidasi (biloks) atau pelepasan elektron.
            Bilangan oksidasi adalah muatan formal atom dalam  suatu molekul atau dalam ion yang dialokasikan sedemikian sehingga atom yang ke-elektronegativannya lebih rendah mempunyai muatan positif.  Walaupun harga nilai muatan formal ini tidak mengungkapkan muatan sebenarnya, namun nilai ini sangat memudahkan untuk untuk menghitung elektron valensi dan dalam menangani reaksi redoks.
Reaksi reduksi dan oksidasi yang berlangsung secara bersamaan biasanya disingkat dengan reaksi redoks. Di dalam reaksi tersebut terdapat zat-zat yang bertindak sebagai pereduksi (reduktor) dan sebagai pengoksidasi (oksidator). Pereduksi (reduktor) adalah zat yang dalam reaksi redoks mereduksi zat lain. Dalam hal ini, zat pereduksi mengalami oksidasi. Sedangkan pengoksidasi (oksidator) adalah zat yang dalam reaksi redoks mengoksidasi zat lain. Dalam hal ini, zat pengoksidasi mengalami reduksi.
Reduksi Oksidasi
Oksidasi

- Kenaikan Bilangan Oksidasi
- Pelepasan Elektron
Reduksi

- Penurunan Bilangan Oksidasi
- Penangkapan Elektron

Oksidator

- Mengalami Reduksi
- Mengalami Penurunan Bilangan Oksidasi
- Memapu mengoksidasi
- Dapat menangkap elektron

Reduktor

- Mengalami oksidasi
- Mengalami kenaikan Bilangan Oksidasi
- Mampu mereduksi
- Dapat memberikan elektron

Auto Redoks

- Reaksi redoks di mana sebuah zat mengalami
reduksi sekaligus oksidasi

          Reaksi Redoks terbagi 2:
1.         Reaksi Logam dengan Asam Kuat Encer
            Logam + Asam Kuat                               Garam  +   H2
          Reaksi terjadi karena ion H+ dari asam menyerap elektron dari logam. Dalam hal ini, logam meredoks ion H+. Akan tetapi, tidak semua logam dapat meredoks ion H+. Logam-logam yang dapat meredoks ion H+ terletak di sebelah kiri unsur hidrogen pada deret kereaktifan logam atau yang dikenal sebagai deret volta:
Li – K – Ba – Ca – Na – Mg – Al – Zn – Cr – Fe – Ni – Sn – Pb - (H) – Cu – Hg – Ag – Pt - Au
            Semakin ke kiri dari H, logamnya semakin aktif.
            Semakin ke kanan dari H, logamnya semakin tidak aktif.
2.                  Reaksi Logam dengan Garam
Logam L + Garam MA                  Garam LA + Logam M
Reaksi logam dengan garam merupakan reaksi pendesakan (logam L mendesak logam M). Reaksi hanya akan berlangsung jika logam L terletak di sebelah kiri logam M dalam deret kereaktifan logam.

II.                Judul Praktikum
Judul praktikum ini adalah ”Reaksi Redoks.”

III.             Tujuan Praktikum
            Mengenal beberapa reaksi redoks.

BAB II
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

I.          Tempat dan waktu
          Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia SMAN 7 Banjarmasin pada hari Sabtu, 13 Februari 2010 pukul 07.30 – 09.00 WITA.

II.        Alat dan Bahan:
A.    Alat:
1.  Tabung reaksi               :  4 buah                          
2.  Rak tabung reaksi        :  1 buah
3.  Gelas ukur 10 ml          :  2 buah
4.  Pipet tetes                    :  1 buah
5.  Ampelas                       :  1 buah
B.  Bahan:
      1.  Larutan CuSO4
      2.  Larutan ZnSO4
      3.  Larutan FeSO4
      4.  Sekeping logam seng
      5.  Sebatang paku
      6.  Sebatang logam tembaga


III.             Cara Kerja
1.      Isilah tabung reaksi pertama dan kedua masing-masing dengan 2 ml larutan CuSO4. Catat warna larutan.
2.      Isilah tabung reaksi ketiga dengan 2 ml larutan ZnSO4, catat warna larutan.
3.      Isilah tabung reaksi keempat dengan 2 ml larutan FeSO4, catat warna larutan.
4.      Masukkan ke dalam tabung reaksi pertama sekeping logam seng, dan amati perubahannya.
5.      Masukkan ke dalam tabung reaksi kedua sebatang paku, dan amati perubahan yang terjadi.
6.      Masukkan ke dalam tabung reaksi ketiga dan keempat masing-masing sepotong tembaga, amati perubahan yang terjadi.
 
BAB III
HASIL PENGAMATAN

Tabel pengamatan
Tabung
Jenis Larutan
Warna
Perlakuan
Hasil Pengamatan
1.
CuSO4
Biru muda
Dimasukkan sekeping logam seng.
Warna larutan CuSO4 berubah menjadi lebih tua.
Sengnya menjadi berwarna hitam dan berlubang.
2.
CuSO4
Biru muda
Dimasukkan sebatang paku.
Di sekitar paku, muncul gelembung-gelembung kecil dan pakunya menjadi berkarat.
3.
ZnSO4
Bening
Dimasukkan sebatang logam tembaga.
Tidak ada perubahan pada warna larutan maupun pada tembaga.
4.
FeSO4
Kuning bening
Dimasukkan sebatang logam tembaga.
Tidak ada perubahan.


  BAB IV
PEMBAHASAN

I.          Analisis Data
            Untuk mengenal beberapa reaksi redoks, digunakan  3 jenis larutan garam yaitu CuSO4, ZnSO4, dan FeSO4 dan menggunakan beberapa jenis logam, yaitu seng (Zn), paku (Fe), dan tembaga (Cu). Dari 4 tabung yang diuji, hanya tabung 1 dan tabung 2 yang mengalami reaksi redoks. Hal ini didasarkan pada:
  1. Tabung 1
Tabung pertama diisi dengan larutan CuSO4 sebanyak 2 ml. Kemudian dimasukkan sekeping logam seng. Setelah diamati, terjadi perubahan pada warna larutan dan pada logam seng. Perubahan yang terjadi yaitu warna larutan CuSO4  yang semula biru muda menjadi sedikit lebih tua. Sedangkan perubahan yang terjadi pada kepingan logam seng yaitu warna sengnya berubah menjadi hitam dan berlubang. Karena ada perubahan, berarti pada tabung pertama terjadi suatu reaksi.

2.   Tabung 2
      Tabung kedua diisi dengan larutan yang sama pada tabung pertama yaitu larutan CuSO4 sebanyak 2 ml. Tapi pada tabung kedua ini dimasukkan sebatang paku yang sudah diampelas terlebih dahulu. Setelah diamati, tampak perubahan pada sebatang paku. Perubahan yang terjadi adalah di sekitar paku muncul gelembung-gelembung kecil dan pakunya menjadi berkarat. Itu berarti telah terjadi reaksi antara larutan CuSO4  dengan logam paku (besi).

3.   Tabung 3
      Pada tabung ketiga ini diisi dengan larutan ZnSO4  sebanyak 2 ml yang warna mula-mulanya adalah bening. Kemudian dimasukkan sebatang logam tembaga yang sudah diampelas. Setelah diamati, tidak terjadi perubahan baik pada warna larutan maupun pada logam tembaga. Ini menandakan bahwa pada tabung ke 3 ini tidak terjadi reaksi.

4.   Tabung 4
      Pada tabung 4, dimasukkan 2 ml larutan FeSO4  yang berwarna kuning bening. Kemudian, dimasukkan ke dalamnya sebatang logam tembaga. Setelah diamati, tidak terjadi perubahan pada warna larutan maupun pada logam tembaga. Ini berarti, pada tabung ke 4 juga tidak mengalami reaksi.

II.        Pertanyaan

  1. Apakah semua tabung mengalami reaksi redoks? Jelaskan!
Jawab:
Tidak semua tabung mengalami reaksi redoks. Hanya tabung pertama dan kedua yang mengalami reaksi. Hal ini ditunjukkan oleh:
-     Pada tabung ke 1 terjadi perubahan pada saat sekeping logam seng dimasukkan ke dalam larutan CuSO4.  Perubahan yang terjadi yaitu logam seng berubah warna menjadi hitam dan berlubang. Warna larutan CuSO4 nya pun berubah warna menjadi sedikit lebih tua.
-      Pada tabung 2 juga terjadi perubahan yaitu pada saat sebatang paku dimasukkan ke dalam larutan CuSO4. Kemudian, muncul gelembung-gelembung kecil di sekitar paku dan paku menjadi berkarat.

-        Sedangkan pada tabung 3 dan 4, pada saat sebatang logam tembaga dimasukkan ke dalam larutan ZnSO4 dan FeSO4 , tidak terjadi perubahan. Itu menandakan bahwa tidak terjadi reaksi.

BAB V
PENUTUP
I.          Kesimpulan
            Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh kesimpulan sebagai berikut.
·         Reaksi kimia yang disertai perubahan bilangan oksidasi disebut reaksi redoks. Reduksi adalah penurunan bilangan oksidasi (biloks) atau penyerapan elektron, sedangkan oksidasi adalah kenaikan bilangan oksidasi (biloks) atau pelepasan elektron.
·         Kemampuan suatu zat untuk mereduksi atau mengoksidasi bergantung pada deret kereaktifan logam (deret volta) yaitu:

Li – K – Ba – Ca – Na – Mg – Al – Zn – Cr – Fe – Ni – Sn – Pb - (H) – Cu – Hg – Ag – Pt - Au





II.        Saran
·   Apabila ingin memasukkan logam seperti seng, paku, atau tembaga ke dalam larutan, sebaiknya lakukan dengan perlahan dan hati-hati agar tabung tidak pecah.
·       Jika kita ingin mengetahui apakah pada tabung terjadi perubahan suhu atau tidak, sebaiknya tabung dipegang di bagian bawah.
·    Apabila ingin menuliskan persamaan reaksi suatu larutan dengan logam, sebaiknya lihat terlebih dahulu deret kereaktifan logam (deret volta).

2 komentar: